"Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya”
Begitulah kira-kira Adagium kehidupan
yang saya dan mungkin kita semua tahu. Dari sanalah kita melihat adanya suatu kejadian
dimana kita akan mengalami hal tersebut yang saya pahami sebagai regenerasi. Akan
tetapi terlalu banyak kejadian dalam masyarakat kita ada salah satu kelompok yang tak
mau menerima siklus ini dengan menebarkan pembenaran akan tindakannya dalam
menolak regenerasi. Maka tak jarang mereka yang seharusnya sudah menyerahkan apa
yang ia punya, dalam hal ini saya menitik beratkan pada kedudukan atau kekuasaan
karena bidang inilah yang dalam prakteknya sangat terlihat, dirasakan dan
didengar bahkan oleh mereka yang “buta” dan “tuli” sekalipun. Dan pada akhirnya kita menyaksikan
regenerasi diterapakan dengan cara-cara yang jauh dari apa yang dikatakan
baik-baik atau normal.
Dalam kehidupan bermasyarakat
kita mengenal yang namanya penggolongan kelompok masyarakat dengan didasarkan pada usia ada kelompok tua,
muda, remaja, anak-anak, dan balita. “Pertempuran” regenerasi dalam kedudukan
atau kekuasaan terjadi antara kelompok tua “melawan” kelompok muda atau
sebaliknya. Sebenarnya banyak kelompok muda yang masuk dalam lingkaran kekuasaan
kelompok tua untuk belajar dan mendapatkan pengalaman langsung bagaimana
caranya berkuasa dari sang empu nya penguasa, akan tetapi, disaat kelompok muda ini
sudah siap memimpin dalam hal ini berkuasa, kelompok tua terlihat enggan tunduk
dalam siklus regenerasi.
Jangan berharap adanya regenerasi
apalagi berasal kelompok tua yang sedang asyik-asyiknya menemukan mainan baru
dalam usianya yang sebenarnya sudah tak mampu bermain lagi. Ia akan enggan
melepasnya bukan karena belum percaya
akan kemampuan yang muda akan tetapi karena mereka belum siap atau tidak mau
memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan lagi hal yang ia kuasai karena berbeda
masa. Ingat, “Tiap masa ada orangnya dan tiap orang ada masanya”.
Maka tidaklah mengherankan jika
keadaan ini membuat kelompok muda mengambil jalan lain dalam mempertahankan
semangat regenerasi selain dengan cara yang jauh dari kata saling menghormati
dalam arti yang sebenarnya. Maka jangan merasa heran pula jika kini kita
saksikan ada kelompok tua yang langsung head to head meladeni perlawanan
kelompok muda. Saya jadi bertanya tak malukah ia dengan usianya yang mulai
memasuki masa senja? Tak malukah ia berkuasa dari apa yang sebenarnya tak mampu
ia kuasai karena perbedaan masa. Padahal ia sudah hidup dimasanya dengan baik
dan kini ia mencoba mengambil masa orang lain yang jelas-jelas bukan haknya.
Dan pada akhirnya Ia adalah Orang
Tua Yang Melawan Regenerasi.
Serang, 7 Juni 2016
Nurjaya Ibo
mantap, ngopi2 boo
BalasHapussiap kang qomat... hehe
BalasHapus