Selasa, 07 Juni 2016

Orang Tua Vs Regenerasi

"Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya” 
Begitulah kira-kira Adagium kehidupan yang saya dan mungkin kita semua tahu. Dari sanalah kita melihat adanya suatu kejadian dimana kita akan mengalami hal tersebut yang saya pahami sebagai regenerasi. Akan tetapi terlalu banyak kejadian dalam masyarakat kita ada salah satu kelompok yang tak mau menerima siklus ini dengan menebarkan pembenaran akan tindakannya dalam menolak regenerasi. Maka tak jarang mereka yang seharusnya sudah menyerahkan apa yang ia punya, dalam hal ini saya menitik beratkan pada kedudukan atau kekuasaan karena bidang inilah yang dalam prakteknya sangat terlihat, dirasakan dan didengar bahkan oleh mereka yang “buta” dan “tuli”  sekalipun. Dan pada akhirnya kita menyaksikan regenerasi diterapakan dengan cara-cara yang jauh dari apa yang dikatakan baik-baik atau normal.

Dalam kehidupan bermasyarakat kita mengenal yang namanya penggolongan kelompok masyarakat dengan didasarkan pada usia ada kelompok tua, muda, remaja, anak-anak, dan balita. “Pertempuran” regenerasi dalam kedudukan atau kekuasaan terjadi antara kelompok tua “melawan” kelompok muda atau sebaliknya. Sebenarnya banyak kelompok muda yang masuk dalam lingkaran kekuasaan kelompok tua untuk belajar dan mendapatkan pengalaman langsung bagaimana caranya berkuasa dari sang empu nya penguasa, akan tetapi, disaat kelompok muda ini sudah siap memimpin dalam hal ini berkuasa, kelompok tua terlihat enggan tunduk dalam siklus regenerasi.

Jangan berharap adanya regenerasi apalagi berasal kelompok tua yang sedang asyik-asyiknya menemukan mainan baru dalam usianya yang sebenarnya sudah tak mampu bermain lagi. Ia akan enggan melepasnya bukan karena  belum percaya akan kemampuan yang muda akan tetapi karena mereka belum siap atau tidak mau memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan lagi hal yang ia kuasai karena berbeda masa. Ingat, “Tiap masa ada orangnya dan tiap orang ada masanya”.

Maka tidaklah mengherankan jika keadaan ini membuat kelompok muda mengambil jalan lain dalam mempertahankan semangat regenerasi selain dengan cara yang jauh dari kata saling menghormati dalam arti yang sebenarnya. Maka jangan merasa heran pula jika kini kita saksikan ada kelompok tua yang langsung head to head meladeni perlawanan kelompok muda. Saya jadi bertanya tak malukah ia dengan usianya yang mulai memasuki masa senja? Tak malukah ia berkuasa dari apa yang sebenarnya tak mampu ia kuasai karena perbedaan masa. Padahal ia sudah hidup dimasanya dengan baik dan kini ia mencoba mengambil masa orang lain yang jelas-jelas bukan haknya.

Dan pada akhirnya Ia adalah Orang Tua Yang Melawan Regenerasi.

Serang, 7 Juni 2016
Nurjaya Ibo

2 komentar: